Definisi dan Jenis
Giok didefinisikan sebagai batu indah oleh Xu Shen (sekitar 58-147) dalam Shuo Wen Jie Zi, kamus Tiongkok pertama. Giok umumnya diklasifikasikan menjadi giok lunak (nephrite) dan giok keras (jadeite). Karena Tiongkok hanya memiliki giok lunak sampai giok keras diimpor dari Burma selama Dinasti Yuan (1271-1368), giok secara tradisional merujuk pada giok lunak sehingga juga disebut giok tradisional. Giok keras disebut Feicui dalam bahasa Tiongkok. Feicui sekarang lebih populer dan berharga daripada giok lunak di Tiongkok.
Signifikansi Sejarah
Sejarah giok sama panjangnya dengan peradaban Tiongkok. Arkeolog telah menemukan benda-benda giok dari periode Neolitikum awal (sekitar 5000 SM), yang diwakili oleh budaya Hemudu di Provinsi Zhejiang, dan dari periode Neolitikum tengah dan akhir, yang diwakili oleh budaya Hongshan di sepanjang Sungai Liao, budaya Longshan di sepanjang Sungai Kuning, dan budaya Liangzhu (di wilayah Danau Tai). Giok semakin populer hingga hari ini.
Pentingnya Budaya
Orang Tiongkok menyukai giok bukan hanya karena keindahannya, tetapi yang lebih penting adalah karena budaya, makna, dan kemanusiaannya, seperti yang dikatakan oleh Konfusius (551 SM-479 SM) bahwa ada 11 De (kebajikan) dalam giok:
"Orang bijak telah menyamakan giok dengan kebajikan. Bagi mereka, kilau dan kecemerlangannya mewakili keseluruhan kemurnian; kekompakan sempurna dan kekerasan ekstremnya mewakili kepastian kecerdasan; sudut-sudutnya, yang tidak memotong meskipun tampak tajam, mewakili keadilan; suara murni dan berkepanjangan, yang dikeluarkannya ketika dipukul, mewakili musik. Warnanya mewakili kesetiaan; cacat interiornya, yang selalu tampak melalui transparansi, mengingatkan pada ketulusan; kecerahan iridesennya mewakili surga; substansi yang mengagumkan, lahir dari gunung dan air, mewakili bumi. Digunakan sendiri tanpa ornamen mewakili kesucian. Harga yang diberikan seluruh dunia padanya mewakili kebenaran." Untuk mendukung perbandingan ini, Kitab Syair mengatakan: "Ketika saya memikirkan orang bijak, kebajikannya tampak seperti giok."
Jadi, giok sangat istimewa dalam budaya Tiongkok, seperti kata pepatah Tiongkok, "Emas memiliki nilai; giok tak ternilai harganya."
Giok dalam Idiom dan Simbolisme Tiongkok
Karena giok melambangkan keindahan, keanggunan, dan kemurnian, giok telah digunakan dalam banyak idiom atau frasa Tiongkok untuk menunjukkan hal-hal atau orang-orang yang indah, seperti Yu Jie Bing Qing (murni dan mulia), Ting Ting Yu Li (ramping, langsing, dan anggun) dan Yu Nv (gadis cantik). Karakter Tiongkok Yu sering digunakan dalam nama-nama Tiongkok. Sebuah cerita kuno menceritakan bagaimana Raja Zhao dari Kerajaan Qin pernah menawarkan 15 kota sebagai pertukaran untuk Giok Bian He yang terkenal. Jadi giok tidak hanya tak ternilai, tetapi juga simbol kekuasaan di zaman kuno. Dan menarik untuk dicatat bahwa Dewa Tertinggi Taoisme memiliki nama, Yuhuang Dadi (Kaisar Giok).
Peran Giok dalam Ritual Kuno
Giok dibuat menjadi bejana pengorbanan, alat, ornamen, peralatan, dan banyak barang lainnya. Ada alat musik kuno yang terbuat dari giok, seperti seruling giok, Yuxiao (seruling giok vertikal) dan lonceng giok. Giok juga misterius bagi orang Tiongkok di zaman kuno sehingga barang-barang giok populer sebagai bejana pengorbanan dan sering dikubur bersama orang mati. Untuk melestarikan tubuh orang mati, Liu Sheng, penguasa Negara Zhongshan (113 SM) dikubur dalam pakaian pemakaman giok yang terdiri dari 2.498 potongan giok, dijahit bersama dengan benang emas.
Budaya giok sangat kaya di Tiongkok. Kami hanya menyentuh permukaannya saja. Kesimpulannya, giok melambangkan keindahan, kebangsawanan, kesempurnaan, keteguhan, kekuasaan, dan keabadian dalam budaya Tiongkok.