Estetika Tiongkok
Karena filosofi tradisional Tiongkok memiliki sebuah ideal mencapai harmoni antara manusia dan surga, dan sebagai manusia adalah bagian dari alam, adalah tepat bagi orang Tiongkok untuk memberikan perhatian besar pada harmoni antara kreasi mereka sendiri dan alam. Oleh karena itu, jalan utama yang diikuti seni Tiongkok pada dasarnya adalah kesederhanaan. Jadi, estetika Tiongkok melihat pemulihan kemurnian dan kesederhanaan asli seseorang sebagai tingkat keindahan tertinggi. Hanya jika, sebelum menciptakan sebuah karya seni, seniman mengumpulkan imajinasi dan inspirasi, memahami semua fenomena di bumi dari sudut pandang kesederhanaan, dan merasakan sifat berwarna-warni dari kemurnian, dia dapat mengklaim memiliki semangat keindahan. Selama itu sederhana, polos, tulus, dan penuh imajinasi, itu akan dihargai oleh orang Tiongkok. Memulihkan dan mempertahankan kemurnian dan kesederhanaan asli seseorang, sambil menjunjung tinggi alam, kejelasan presentasi, keseimbangan, dan harmoni adalah esensi dari seni Tiongkok.
Karya seni Tiongkok, terutama sastra dan drama, memberikan banyak perhatian pada evaluasi moral. Karya seni Tiongkok secara langsung menghadapi realitas dan membuat penggambaran yang mirip dengan kehidupan; mereka juga penuh dengan imajinasi yang berwarna-warni. Para seniman selalu menjaga jarak dari kreasi mereka, berada di dalam seni dan juga di luar seni. Rasa jarak ini adalah salah satu aspek unik dari seni Tiongkok. Karya seni Tiongkok sangat menekankan pada membangkitkan imajinasi penonton. Para seniman berusaha sebaik mungkin untuk membenamkan penonton dan membuat mereka berpartisipasi dalam kreasi mereka.
Lukisan Tiongkok
Lukisan tradisional Tiongkok memiliki sejarah sekitar 6.000 tahun. Ia memiliki karakteristiknya sendiri dan telah membentuk gaya yang unik. Lukisan tradisional Tiongkok sangat dihargai di seluruh dunia karena teorinya, ekspresi, dan tekniknya. Berbeda dengan lukisan Barat, sebuah lukisan Tiongkok tidak dibatasi oleh titik fokus dalam perspektifnya. Gambar Pemandangan Riverside di Festival Qingming, yang dilukis oleh salah satu seniman terbesar Dinasti Song, Zhang Zeduan sekitar 980 tahun yang lalu, memberikan contoh. Dalam gambar tersebut, seniman melukis semua pemandangan di sepanjang sungai pada hari Festival Pure Brightness di atas selembar kertas yang panjang dan sempit. Seseorang dapat melihat apa yang dilakukan orang-orang baik di luar maupun di dalam halaman dan rumah. Dapat dikatakan bahwa adopsi perspektif bergeser adalah salah satu karakteristik lukisan Tiongkok.
Mengapa seniman Tiongkok menekankan perspektif bergeser? Mereka ingin melepaskan diri dari batasan waktu dan ruang dan memasukkan dalam gambar mereka baik hal-hal yang jauh maupun yang dekat. Juga, para seniman menemukan bahwa dalam kehidupan, orang melihat sekeliling mereka dari titik fokus yang bergerak. Saat seseorang berjalan di sepanjang sungai atau di taman, seseorang melihat segala sesuatu di sepanjang jalan. Perspektif bergeser memungkinkan seniman untuk mengekspresikan dengan bebas apa yang dia inginkan.
Menurut cara ekspresinya, lukisan Tiongkok dapat dibagi menjadi dua kategori: aliran Xieyi dan aliran Gongbi. Aliran Xieyi ditandai dengan bentuk yang dibesar-besarkan dan kerja kuas bebas. Aliran Gongbi ditandai dengan perhatian yang cermat terhadap detail dan kerja kuas yang halus.
Xieyi, bagaimanapun, adalah pendekatan fundamental untuk lukisan Tiongkok. Ini merupakan teori estetika yang, di atas segalanya, menekankan perasaan. Bahkan pada zaman kuno, seniman Tiongkok enggan dibatasi oleh realitas. Seorang seniman terkenal dari Dinasti Jin bernama Gu Kaizhi adalah yang pertama mengemukakan teori "membuat bentuk menunjukkan semangat". Menurutnya, sebuah lukisan harus berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan tidak hanya penampilan suatu objek, tetapi juga bagaimana seniman melihatnya. Pandangan Gu diikuti oleh teori-teori seperti "kesamaan dalam semangat terletak pada ketidakmiripan". Dan "sebuah lukisan harus menjadi sesuatu antara kesamaan dan ketidakmiripan". Dipandu oleh teori-teori ini, seniman Tiongkok mengabaikan batasan proporsi, perspektif, dan cahaya.
Kaligrafi Tiongkok dan lukisan Tiongkok sangat terkait karena garis digunakan dalam keduanya. Orang Tiongkok telah mengubah garis-garis sederhana menjadi bentuk seni yang sangat berkembang. Garis-garis tidak hanya untuk menggambar kontur tetapi untuk menyampaikan konsep dan perasaan seniman. Jadi penggunaan garis dan goresan adalah salah satu elemen yang memberikan lukisan Tiongkok kualitas uniknya.